Mengeluarkan Zakat Sebagai Ungkapan Rasa Syukur

Kecintaan kepada harta adalah binatang buas yang menyerang jiwa dan raga secara tiba-tiba serta mewariskan kehinaan dan kenistaan pada orang tersebut, demikian Muhammad Al Ghazali membuat perumpamaan. Cinta harta bisa mengakibatkan stress yang berlebihan jika harta tersebut tidak bisa dikelola dengan bijak. Kebanyakan dari kita menganggap biasa nikmat yang kita temui sehari-hari. Bisa makan dan minum sepuasnya, kesehatan yang prima, sehingga kita tidak tahu keindahan dan keagungannya bila nanti kehilangan nikmat tersebut.

Makna dari limpahan berkah hidup dalam agama Islam adalah mengajarkan kepada kita untuk selalu bersyukur dalam kehidupan ini. Salah satu bentuk syukur adalah dengan mengeluarkan zakat terhadap harta benda dan barang perniagaan yang kita miliki. Zakat yang kita keluarkan, baik berupa zakat fitrah maupun zakat maal, merupakan wujud terima kasih atas segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT dalam hidup. Zakat mampu mensucikan harta yang kita miliki sehingga membawa barokah dalam hidup.

Jangan dikira bahwa di balik tumpukan harta kita tidak terdapat hak orang lain, khususnya hak fakir-miskin dan anak yatim piatu. Berzakat adalah bagian dari menjalankan rukun Islam dan proses pensucian harta. Berbagi nikmat dalam bentuk zakat akan mampu mendatangkan nikmat lainnya. Ibarat sebuah gelas yang berisi air penuh, gelas tersebut tidak akan diisi lagi bila air di dalamnya tidak dituang ke tempat lain. Itulah salah satu hikmah di balik perintah zakat yang berlaku bagi umat Islam yang telah memenuhi syarat.

Selama bertahun-tahun saya mengamati beberapa tetangga dekat rumah terhadap perintah mengeluarkan berzakat harta benda dan barang perniagaan. Bagi mereka yang rajin berzakat, nikmat dan karunia Allah tidak berhenti mengalir kepadanya sepanjang tahun sehingga tahun berikutnya mereka mampu berzakat dengan jumlah lebih banyak. Sebaliknya, mereka yang tidak pernah menunaikan zakat maal, kecenderungan yang terjadi adalah usaha mereka mengalami kemunduran.

Allah tidak pernah ingkar janji. Dia selalu mengganti amal ibadah manusia dengan jumlah yang berlipat ganda. Berzakat adalah bagian dari rasa syukur, menjalankan rukun Islam, keinginan membagi sebagian harta dengan orang lain, sekaligus memancing turunnya rahmat Allah yang lebih besar dalam hidup ini. Mari kita sucikan hati dan harta pribadi dengan menunaikan zakat kepada mereka yang berhak menerima. (Kanet/dompetdhuafa.org.au)